Thursday 27 September 2007

Aneka ragam kegiatan Cetiya Buddha Manggala

Banyak kegiatan2 positif yang telah dilaksanakan oleh Cetiya Buddha Manggala, walaupun dengan kondisi ruko yang apa adanya, kami senantiasa selalu memberikan kesempatan bagi Umat Buddha untuk mengenyam, melihat, dan mempraktekkan Dhamma itu sendiri, baik melalui wujud kegiatan seperti:
- Diskusi Dhamma
Untuk menambah pengetahuan Dhamma dan saling menukar pengalaman batin, dengan dibimbing oleh para bhikkhu.


- Puja Bakti Rutin setiap hari Rabu malam, jam 19:30-21:00


- Perayaan-perayaan Hari Besar Agama Buddha, seperti Vesakkha (Waisak), Asadha, Kathina, Magha Puja


- Menyokong Kehidupan Para Bhikkhu, seperti melakukan dana makanan


- Bakti Sosial
Dengan berdana alat2 sekolah, kebutuhan pangan, pelayanan doa ke rumah sakit


- Siraman Rohani Agama Buddha di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Batam, yang telah dimulai pada November 2005, dan dilaksanakan setiap hari Kamis (sebulan 2x)


- Berkunjung ke Sekolah Buddhis "ANANDA", sekaligus Cetiya Buddha Manggala menjadi PENGGERAK AWAL mulainya diadakan Perayaan Waisak di lingkungan sekolah.

Pengabdian Cetiya Buddha Manggala

Seiring berjalannya waktu telah banyak kegiatan-kegiatan positif yang telah diadakan oleh Cetiya Buddha Manggala, antara lain:

Sekolah Minggu Buddhis (tingkat SD, SMP, SMU/SMK) yang diasuh oleh
Ibu Wiwit, Bpk. Ngateman, Bpk. Wawan S. The, Bpk. Rusadi, dan Bpk. Danil.


Juga pernah adakan jalan-jalan bareng dan juga puja bakti di Pulau Galang, di sana ada dua buah vihara, yang satunya bernuansa Mahayana, dan satunya adalah Theravada, pulau ini dulunya digunakan sebagai tempat pengungsian orang2 Vietnam, oleh PBB di tahun 1986an...


Siswa-siswi Sekolah Minggu juga turut mengadakan Perayaan Waisak, Asadha, Kathina, dan Magha Puja.

Wednesday 26 September 2007

Perjalanan Sejarah Awal Berdirinya Cetiya Buddha Manggala


Berawal dari satu usaha & pengorbanan mulia dua tokoh Buddhis: Bapak Lim A Ah (Alm), dan Bapak Gunawan, yang memiliki cita-cita luhur yaitu mendirikan sebuah vihara. Itulah yang terbenak dalam hati mereka. Tak lama hal itu terwujud dengan diresmikannya oleh Bpk. Suratmono, yang dihadiri pula oleh 3 bhikkhu: Bhante Dhammavijayo, Bhante Uttamo, dan Bhante Jayasiriko pada tanggal 6 April 1997, dan diberikan nama:
CETIYA BUDDHA MANGGALA,
Jln. Raja Ali Haji, Kompleks Inti Sakti Blok A No. 2, Nagoya, Batam.



Foto Bersama para Tokoh-tokoh Buddhis di Cetiya Buddha Manggala, pada saat peresmian Cetiya Buddha Manggala, th. 1997



Metode Pembinaan Umat Buddha di Lapas


Adapun metode Pembinaan yang kami lakukan adalah:
1. Menyanyikan lagu-lagu Buddhis untuk menambahkan suasana semangat, keceriaan, dan kesejukan dari alunan-alunan musik dan syair2 Dhamma, yang dipimpin oleh PMd. Santoso, Ibu Warinah, dan rekan-rekan mahasiswa Buddhis.
2. Meneguhkan keyakinan pada Buddha Dhamma, dan mengulang kembali sabda-sabda Sang Buddha melalui pembacaan Gatha, Sutta, dan Paritta.










3. Menambahkan pengetahuan Dhamma melalui Ceramah Dhamma yang dibawakan oleh para Pandita dari MAGABUDHI (PMd. Santoso, PMd. Suwarno), dan para bhikkhu, dan melalui Diskusi Dhamma yang dibagi dalam kelompok2 kecil dan dibimbing oleh para Pandita dan Guru2 Agama Buddha (Bpk. Kodho Eko Prayogo S.Ag, Bpk. Sarjono S.Ag, Ibu Warinah, Bpk. Suparman S.Ag, Bpk. Lasiman S.Ag)
4. Melatih diri dalam Sila dan Meditasi yang dibimbing oleh para bhikkhu yang biasanya rutin hadir ke Batam sebulan sekali/dua kali, dan yang telah diatur oleh Graha Buddha Manggala sesuai dengan program yang telah dibuat.


Antusias sangat besar sekali dari teman2 Buddhis di Lapas, mereka banyak bertanya soal bagaimana mengisi2 hari-hari... bagaimana mengatasi kekalutan pikiran, bagaimana mengatasi kekhawatiran, kegelisahan mereka... Kunci jawabannya adalah dengan Penyadaran Melalui Meditasi.
Ternyata mereka cukup responsif dengan jawaban ini, dan ada sejumlah teman yang telah mencobanya, dan telah merasakan hasilnya, mereka merasa dengan meditasi, hari-hari di dalam lapas sudah bukanlah kosong, namun mereka kini bisa merasakan manfaat dari Meditasi.. mereka menjadi lebih sadar, mawas diri, sehingga hari-hari dilalui tanpa merasa hampa... Namun PR (pekerjaan rumah) kami selaku pembina tidaklah berhenti sampai disini.. karena tidak semua teman2 Buddhis di lapas memiliki kesamaan dalam kemajuan batin, tidak semuanya memiliki masalah-masalah yang sama.
Kami terus berjuang memberikan pelayanan yang terbaik untuk umat Buddha.

Peresmian Cetiya Dhamma Manggala - Lapas Batam


Anumodana (turut berbahagia) ... kami haturkan kepada teman2 di Lapas, atas peresmian sebuah cetiya kecil yang telah layak dipergunakan sebagai tempat ibadat, tempat mengolah batin, melatih diri dalam kebajikan.

Inilah yang disebut karma baik telah berbuah dari apa yang telah mereka perjuangkan bersama-sama dengan Kami, selaku Pembina Umat Buddha di Lapas, dan tentunya juga atas dukungan dari para donatur yang telah bersedia merelakan melepaskan materi yang dia miliki untuk diberikan kepada teman-teman di Lapas guna terwujudnya sebuah Cetiya Dhamma Manggala di Lapas Batam.

Peresmian Cetiya Dhamma Manggala dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Juli 2007, pada pukul 13:00 - 16:00 WIB, namun mengalami sedikit kemoloran waktu, dan kami baru mulai pukul 14:30 WIB, yang mana juga dihadiri oleh rombongan dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa diwakili oleh Bpk. Asmin Patros, Delfina, dkk, serta Bpk. Rudi Tan selaku tokoh Buddhis di Kota Batam, dan Bpk. Sudir S.Pd selaku Penyelenggara Bimas Buddha Kota Batam. Dalam kesempatan ini, teman2 dari PSMTI juga turut meramaikan peresmian Cetiya Dhamma Manggala dengan melakukan aksi sosial berupa dana 1300 makanan kotak vegetarian, 1300 peralatan mandi, dan obat-obatan.

Bpk. Nofri dan Bpk. Azhar, selaku pejabat staf di Lapas Batam, berkenan hadir mewakili Kepala Lapas Batam, dan memotong pita merah, sebagai pertanda Cetiya Dhamma Manggala telah bisa mulai digunakan oleh umat Buddha di Lapas, kemudian beliau memberikan kata sambutan, mengucapkan selamat kepada Cetiya Dhamma Manggala, dan berterima kasih kepada Pembina Umat Buddha Lapas, yaitu Graha Buddha Manggala yang telah membina semenjak November 2005, dari mulai ketika kondisi di Lapas lama yang bisa dikatakan cukup susah karena tidak ada tempat khusus, namun kini telah memiliki tempat khusus, namun dengan harapan.. semoga cetiya ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pembinaan mental sesuai dengan nilai-nilai ajaran Buddha Gotama.

Demikian juga hal yang sama disampaikan oleh Bpk. Sudir S.Pd, beliau berpesan kepada teman-teman Buddhis di Lapas untuk mau lebih memperdalam ajaran Buddha Gotama sesuai dengan apa yang telah disusun oleh Pembina Umat Buddha Lapas (Graha Buddha Manggala), dengan berpatokan pada Kitab Suci Tipitaka Pali.

















Cetiya Dhamma Manggala berhasil didirikan berkat dukungan dan kerjasama yang baik antar donatur dan teman-teman Buddhis di Lapas, serta kami selaku Pembina. Dengan segala fasilitas yang telah lengkap diantaranya telah ada:
- Sound system yang cukup baik + TV set, sehingga bisa digunakan untuk ceramah Dhamma, memutar lagu-lagu Buddhis, atau film-film Buddhis.
- Perpustakaan mini, yang telah dilengkapi dengan aneka buku-buku yang telah dibeli dari Bodhi Buddhist Centre Indonesia-Medan (Bro Rofin), yang terdiri dari buku2 terjemahan Sutta-sutta dalam bahasa Indonesia, buku2 Dhamma praktis, dan juga aneka VCD, DVD, dan MP3 Ceramah Bhante Uttamo yang telah dibeli dari Bursa Samaggi-Jaya (Ibu Subhadevi)
- Mading Lapas, yang memuat informasi2 terkini dari kegiatan2 Buddhis, maupun juga Tata Tertib Cetiya Dhamma Manggala.

Demikian sedikit informasi awal dari seputar peresmian Cetiya Dhamma Manggala.. selanjut akan kami update bagaimana kegiatan-kegiatan kami setiap bulannya di Potret Kegiatan.

Selamat untuk Cetiya Dhamma Manggala, Semoga Berkah dari Praktek Dhamma dapat dirasakan oleh teman-teman sekalian, dan tentunya Semoga Semua Mahluk Berbahagia !
Sadhu-sadhu-sadhu

Pemberkatan Buddha-rupang


Sesuai dengan tradisi Buddhis yang ada, kami dari segenap Pengurus Dayaka Sabha Graha Buddha Manggala selaku Pembina Umat Buddha di Lapas, melaksanakan pemberkatan Buddha-rupang di sebuah vihara/cetiya yang baru pada tanggal 9 Juni 2007 pukul 15:00-16:30, yang berdiri di tengah-tengah halaman Lapas Kota Batam. Bersama dengan Bhante Atimedho, kita membacakan alunan Paritta Suci, mengucapkan ujaran-ujaran kasih, semoga Cetiya yang baru ini dapat bermanfaat bagi umat Buddha di Lapas, dan bisa menghadirkan kesejukan serta kemajuan batin bagi umat Buddha.

Bhante Atimedho dalam ceramahnya, menyampaikan anumodana kepada Sdr. Joni dan Sdr. Atak, serta Pembina Umat Buddha di Lapas, berkat kekuatan kebajikan bersama inilah, akhirnya bisa mewujudkan sebuah cetiya, yang akhirnya diberikan nama CETIYA DHAMMA MANGGALA, harapan utama adalah semoga cetiya ini benar-benar bisa menjadi tempat untuk mendapatkan berkah dari Praktek Dhamma dan Kebajikan.

Selamat bagi teman2 Buddhis di Lapas... semoga semua mahluk turut berbahagia.

Perjalanan Awal mewujudkan sebuah vihara


Sdr. Joni & Sdr. Atak - teman Buddhis di Lapas, yang banyak membantu memimpin teman-teman Buddhis di Lapas, memberitahukan kepada kami tentang rencana dari pihak Lapas Batam untuk pindah ke lokasi baru, yang mana di tempat yang baru telah disediakan sebuah tempat khusus bagi pembinaan umat Buddha di Lapas, tempat itu sudah diperuntukkan untuk sebuah vihara, demikian pula untuk agama lain juga telah mendapatkan tempat.

Kami berangkat bersama Penyelenggara Bimas Buddha Kota Batam - Bapak Sudir S.Pd, Bhante Atimedho selaku Padesanayaka Wilayah Kepri, dan Bpk. Herman serta Bpk. Antoni Ng, melakukan survei ke lokasi Lapas yang baru, yaitu di daerah Tembesi, menuju ke arah Jembatan Barelang.

Kami cukup senang, karena akhirnya teman-teman Buddhis di Lapas bisa mewujudkan memiliki tempat khusus untuk membina diri sesuai Ajaran Buddha. Kami langsung melakukan pengukuran lokasi, mendaftar semua kebutuhan2 untuk melakukan renovasi, serta rencana-rencana pembangunan, yang kesemuanya dikoordinir oleh Bpk. Herman dan Sdr. Joni langsung.

Akhirnya kami berhasil membuat daftar kebutuhan renovasi Cetiya di Lapas, dengan total biaya kurang lebih 15 juta menurut Bpk. Herman, dan setelah kami total-total dengan pembiayaan untuk soundsystem maka kami dapatkan angka sekitar 16.5juta.
Secara langsung dari keluarga Bpk. Antoni Ng, Ibu Susi turut berdana, mereka berdana Buddha-rupang, Avalokitesvara-rupang, peralatan-peralatan altar, dan lukisan latar belakang altar. Keesokannya, Bpk. Rudi Tan juga langsung dengan suka rela turut berdana keramik untuk dipasangkan di vihara lapas.

Dayaka Sabha Graha Buddha Manggala yang selama ini selaku Pembina Umat Buddha di Lapas, langsung menyampaikan info ini ke teman2 Buddhis di Kota Batam, maupun di luar kota Batam yang mana kami telah sampaikan via milis MABINDO, dan SAMAGGIPHALA.
Ternyata respon dari teman2 di milis pun juga sangat baik. Teman-teman Buddhis dengan suka rela turut membantu dalam pembiayaan renovasi Cetiya/Vihara di lapas, dan telah terkumpul dana Rp. 14 juta, yang telah ditutup pengumpulan dana tersebut pada tanggal 23 Mei 2007.

Demikianlah awal yang baik dari pembangunan cetiya/vihara di lapas...

Peringatan Detik2 Waisak 2551 BE/2007


Kehadiran Buddha sebagai Sumber Ketegaran dan Kepedulian

Demikianlah tema Waisak yang diangkat tahun ini, tahun 2007 oleh Sangha Theravada Indonesia, dan berusaha kami sampaikan kepada Umat Buddha di Lapas Kota Batam.
Seperti halnya tahun lalu, tahun 2006, tatkala hari Raya Waisak jatuh pada hari Sabtu, 13 Mei 2006, Cetiya Buddha Manggala telah bersama-sama memperingati Hari Waisak pada pukul 09:00-10:30 WIB, di saat suasana pagi hari yang diselimuti awan mendung, dan hujan rintik-rintik, dan Dhammadesana dibawakan oleh PMd. Suwarno, menjelaskan sejarah hidup Sang Buddha Gotama... sungguh tersentuh mereka oleh sebuah cerita Kisagotami, bagaimana Sang Buddha membuat sebuah mukjizat yang benar-benar mukjizat, yaitu bukan dengan kesaktian, bukan dengan materi, namun dengan KESADARAN, dikisahkan bagaimana Sang Buddha berhasil menyadarkan Kisagotami akan halnya hidup ini adalah ANICCA alias berubah, "berpisah dengan yang dicintai, bertemu dengan yang dibenci ..." Teman-teman Buddhis di Lapas saat mendengarkan cerita ini, nampak dari wajah-wajah mereka yang tersentuh, dan berhasil memahaminya dengan baik... Sungguh bahagia bagi kami selaku Dhammaduta, karena apa yang kami berikan dapat membawa manfaat.

Selanjutnya pada tahun 2007, tepatnya hari Jumat, 1 Juni 2007 pukul 07:30 s/d 09:00, kami dengan setia juga ingin selalu menemani teman-teman Buddhis di Lapas untuk bersama-sama Memperingati Hari Waisak 1 Juni 2007 pukul 07:50:51, yang mana pada kesempatan kali ini, kami memiliki karma baik yang cukup kuat, sehingga bisa bersama-sama memperingati Detik-Detik Waisak secara bersama-sama dengan teman-teman Buddhis di Lapas, dengan melakukan perenungan bersama-sama akan Sifat-Sifat baik seorang Buddha, teman-teman di Lapas dengan khidmat mengikuti meditasi. Selanjutnya diisi dengan Ceramah Dhamma oleh PMd. Suwarno dengan topik yang disesuaikan dengan teman Waisak di tahun 2007 baik tema Waisak dari Sangha Theravada Indonesia dan dari KASI.

Tuesday 25 September 2007

Agenda di bulan Oktober

Ikutilah aneka kegiatan kami:
1. Sekolah Minggu Buddhis,
- tingkat SD jam 09:00 - 10:00
- tingkat SMP-SMPU jam 10:00 - 11:30
2. Puja Bakti Umum
Setiap hari Rabu, jam 19:30 - 21:00
3. Siraman Rohani di Lapas Batam
Setiap hari Sabtu, jam 14:00 - 16:00

4. Bhikkhu Khemanando akan berada di Batam, tgl 2-7 Oktober 2007.
Terbuka kesempatan bagi umat Buddha untuk turut melaksanakan Dana Makanan, yang biasa dilaksanakan pada pagi hari jam 06:30 WIB dan siang hari jam 11:00 WIB.

5. Latihan Meditasi dan Diskusi Dhamma bersama BhikkhuKhemanando
Selasa, Kamis, Jumat, Sabtu, tgl 2,4,5,6 Oktober 2007 pukul 19:30 - 21:00 WIB

6. Puja Bakti Umum & DOA BERSAMA UNTUK KEBEBASAN BURMA, Rabu, 3 Oktober 2007
Penceramah Dhamma : Bhikkhu Khemanando

7. Pesantren Kilat SMK Kartini Batam, tgl 2-3 Oktober 2007 pukul 08:00 - 12:00 WIB
Narasumber: Bhikkhu Khemanando

8. Siraman Rohani di Lapas-Batam, 6 Oktober 2007 jam 14:00 - 16:00
Narasumber: Bhikkhu Khemanando

9. Pindapatta Pagi Keliling Perum Baloi Mas Permai, Minggu, 7 Oktober 2007, pukul 08:00 - 09:00, bersama Bhikkhu Khemanando, umat dipersilahkan berdana makanan langsung kepada Bhante Khemanando.

9. Sekolah Minggu Buddhis, 7 Oktober 2007, jam 10:00-11:00
Tingkat SMU/SMK, penceramah Dhamma oleh Bhikkhu Khemanando

10. Wisuda Buddhis: Upasaka-Upasika oleh Bhikkhu Khemanando, Minggu, 7 Oktober 2007 jam 12:30 - 13:30




11. Siraman Rohani di Lapas-Batam, Sabtu, 27 Oktober 2007, jam 14:00 - 16:00
Narasumber: Bhikkhu Upaseno

12. Diskusi Dhamma Bersama Bhikkhu Upaseno, Sabtu, 27 Oktober 2007, jam 19:30 - 21:00

13. Pindapatta, Minggu, 28 Oktober 2007, jam 08:00-09:00, berkeliling di perumahan Baloi Mas Permai dan Anggrek Permai.



14. Talk-show: About Love & Sex, Minggu, 28 Oktober 2007, jam 09:30-11:15, bersama Bhante Upaseno, dan Dr. Fisher, Sp.RM (Rumah Sakit Awal Bros)

Monday 24 September 2007

Agenda di bulan September

Ikutilah aneka kegiatan kami:
1. Sekolah Minggu Buddhis,
- tingkat SD jam 09:00 - 10:00
- tingkat SMP-SMPU jam 10:00 - 11:30
2. Puja Bakti Umum
Setiap hari Rabu, jam 19:30 - 21:00
3. Siraman Rohani di Lapas Batam
Setiap hari Sabtu, jam 14:00 - 16:00

4. Pesantren Kilat Sekolah Permata Harapan
Narasumber: Bhikkhu Guttadhammo

5. Diskusi Dhamma bersama Bhikkhu Guttadhammo
Jumat, Minggu, Senin / 14,16,17 September 2007, jam 19:30 - 21:00

6. Pindapatta Bersama Bhikkhu Guttadhammo
Minggu, 16 September 2007, jam 08:00 - 09:00

Friday 21 September 2007

Potret Pembangunan Agustus 2007


Wisma Dayaka sudah hampir selesai... sekarang memasuki tahap pemasangan atap, genting. Diharapkan pada bulan Oktober telah rampung sehingga para anggota Dayaka yang saat ini terdiri dari para guru Agama Buddha yaitu:
1. Bpk. Danil
2. Bpk. Kodho Eko Prayogo, S.Ag
3. Bpk. Suparman, S.Ag
4. Bpk. Lasiman, S.Ag
dapat segera menempati Wisma Dayaka...

Nampak terlihat suasana di lantai 1, di mana siswa-siswi Sekolah Minggu Buddhis cukup ramai dan seru mengikuti Kursus Bahasa Inggris dan Mandarin.

Proposal Pembangunan Graha Buddha Manggala

PRAKATA
Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di dekat Savathi di Hutan Jeta, di Vihara Anathapindika. Pada saat itu Putri Sumana-diikuti lima ratus wanita kerajaan di dalam lima ratus kereta-datang mengunjungi Sang Bhavaga. Setelah tiba, dia memberikan hormat, duduk di satu sisi dan berkata:
“Bhante, seandainya ada dua siswa Bhante yang setara keyakinannya, setara keluhurannya, dan setara kebijaksanaannya. Tetapi yang satu adalah pemberi dana dan yang lain bukan. Maka keduanya ini, ketika tubuhnya hancur, setelah kematian, akan terlahir di alam bahagia, di alam surgawi. Setelah menjadi dewa demikian, O Bhante, adakah perbedaan atau ketidaksamaan di antara keduanya?”
“Ada, Sumana, “ kata Yang Terberkahi. “Si pemberi dana sesudah menjadi dewa, akan melampaui yang bukan pemberi dana di dalam lima hal: di dalam jangka waktu kehidupan surgawi, keelokan surgawi, kebahagiaan surgawi, kemashyuran surgawi, dan kekuatan surgawi.”
“Tetapi, Bhante jika kedua ini kemudian meninggal dari sana dan kembali ke dunia ini di sini, apakah masih ada perbedaan atau ketidaksamaan di antara mereka ketika menjadi manusia lagi?”
“Ada, Sumana, “ kata Yang Terberkahi. “Si pemberi dana, setelah menjadi manusia, akan melampaui yang bukan pemberi dana di dalam lima hal: di dalam masa hidup manusiawi, keelokan manusiawi, kebahagiaan manusiawi, kemashyuran manusiawi, dan kekuatan duniawi.”
“Tetapi, Bhante, jika keduanya ini akan meninggalkan kehidupan perumah-tangga menuju kehidupan tak berumah sebagai bhikkhu, apakah masih akan ada perbedaan atau ketidaksamaan di antara mereka ketika mereka menjadi bhikkhu?”
“Ada, Sumana, “ kata Yang Terberkahi. “Si pemberi dana sesudah menjadi bhikkhu, akan melampaui yang bukan pemberi dana di dalam lima hal: dia sering diminta untuk menerima jubah, dan jarang dia tidak diminta; dia sering diminta untuk menerima dana makanan ... tempat tinggal ... dan obat-obatan, dan jarang dia tidak diminta. Selanjutnya, sesama bhikkhu biasanya ramah terhadapnya lewat perbuatan, kata-kata dan pikiran; jarang mereka tidak ramah. Pemberian-pemberian yang mereka bawa kepadanya kebanyakan menyenangkan. Jarang pemberian-pemberian itu tidak menyenangkan.“
“Tetapi, Bhante, jika keduanya ini mencapai tingkat Arahat, apakah masih akan ada perbedaan dan ketidaksamaan di antara keduanya?“
“Di dalam hal itu, Sumana, kunyatakan tidak akan ada perbedaan antara satu pembebasan dan pembebasan lain.“
“Luar biasa, Bhante, indah sekali! Sungguh orang mempunyai alasan yang baik untuk memberikan dana, alasan yang baik untuk melakukan tindakan-tindakan yang berjasa, jika tindakan-tindakan itu akan membantu seseorang sebagai dewa, membantu sebagai manusia, dan membantu sebagai bhikkhu.“

Anguttara Nikaya (V,31)

************************************************
SAMBUTAN

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammãsambuddhasa
Punnan ce puriso kayira, kayirathenam punappunam Tamhi chandam kayiratha,
Sukho punnassa uccayo
Apabila seseorang berbuat bajik, Hendaklah ia mengulang-ulang perbuatan itu,
Dan membuat hatinya bergembira dalam perbuatan itu,
Sungguh membahagiakan akibat memupuk perbuatan bajik. (Dhammapada 118)


Sungguh satu kebahagiaan bagi umat Buddha di Batam dan Provinsi Kepulauan Riau pada umumnya, dengan terwujudnya satu tempat dan fasilitas yang dapat dipakai bersama guna pengembangan nilai-nilai moral yang baik sesuai Ajaran Sang Buddha, yaitu: Graha Buddha Manggala.
Graha Buddha Manggala merupakan pengembangan dari Cetiya Buddha Manggala yang selama ini telah dirasakan banyak manfaatnya bagi masyarakat Batam. Seiring dengan kebutuhan umat, dan matangnya karma baik umat Buddha Batam, merupakan satu berkah yang mulia, Yayasan Sangha Theravada Indonesia selaku Pembina bagi pengembangan Agama Buddha Mazhab Theravada di Pulau Batam, telah menerima hibah tanah & bangunan yang cukup strategis.
Harapan dari pembangunan Graha Buddha Manggala ini, nantinya akan difungsikan sebagai sarana & prasarana untuk belajar Agama Buddha lebih intensif, dan praktek Buddha-Dhamma seperti perpustakaan buku-buku Buddhis, praktek puja-bhakti, Diskusi Dhamma, berlatih Meditasi, serta sarana untuk memupuk kebajikan seperti: berdana makanan kepada para anggota Sangha, pelepasan makhluk hidup, ataupun juga bakti sosial sehingga mampu menjadikan umat Buddha sebagai bagian masyarakat Batam yang memiliki nilai-nilai moral luhur, damai, dan mampu memberikan dedikasi yang baik bagi bangsa dan negara Indonesia.
Pembangunan ini tentunya akan membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang tidak sedikit. Kami dari Panitia Pembangunan telah membuat satu desain yang telah tertuang dalam proposal ini, dan perkiraan biaya yang dibutuhkan. Kami juga membuka kesempatan yang baik sekaligus mengajak untuk turut berpartisipasi baik secara aktif memberikan sumbangsih dalam bentuk tenaga ataupun materiil.
Semoga dengan kekuatan kebajikan ini akan segera mewujudkan Graha Buddha Manggala menjadi satu kenyataan, sekaligus membuahkan kebahagiaan bagi kita semua untuk memperoleh kedamaian, kemakmuran, tercapainya cita-cita luhur baik berupa kebahagiaan duniawi dan kebebasan mutlak (tercapainya Nibbana).

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Ttd
Batam, Juni 2006

Suwarno, S.T.
Ketua Umum

&
Mengetahui

YM. Atimedho Thera
Padesa Nayaka Prov. Kepri


************************************************
SUSUNAN PANITIA
PANITIA PEMBANGUNAN


a. Pelindung: Bpk. Sudir
Penyelenggara Pembimbing Masyarakat Buddha Kota Batam

b. Penasehat Sangha Theravada Indonesia:
i. YM. Sri Pannavaro Mahathera
ii. YM. Dhammasubho Mahathera
iii. YM. Uttamo Mahathera
iv. YM. Atimedho Thera
v. YM. Dhammakaro Thera

c. Penanggung Jawab: Yayasan Sangha Theravada Indonesia
d. Ketua Umum : Suwarno
e. Ketua I (Pelaksana Pembangunan) : Herman
f. Ketua II (Perijinan & Umum) : Djarmin Sugianto
g. Ketua III (Pendanaan) : Santoso
h. Sekretaris : Sugiarto Wibowo
i. Wakil Sekretaris : Nur Mariani
j. Bendahara : Heriyani
k. Wakil Bendahara : Ibu Moi-Moi

l. Anggota Panitia :
i. Rudi Tan
ii. Asmin Patros
iii. Gunawan
iv. Lim Bo Sun (Achui)
v. Antoni Ng
vi. Danil
vii. Hartono
viii. Beng Hoat
ix. Yong Pin
x. Ju Seng
xi. Hengky
m. Perencana bangunan :
i. Herry Wijaya
ii. Predijanto
iii. H. Tedijanto


***************************************************

SITE PLAN




















DESAIN EXTERIOR





















***************************************************

DENAH

Lantai 2 (Dua)

Dipergunakan sebagai tempat untuk:
1. melakukan puja bhakti
(Dhammasala)
2. Diskusi Dhamma
3. berlatih Meditasi/Samadhi
4. Sekretariat Dayaka Sabha
5. Bursa-Buddhis
6. Perpustakaan Buku Buddhis
7. Sekolah Minggu Buddhis
(tingkat SD,SMP,SMU/SMK)
8. Ruang Konsultasi


Lantai 3
Dipergunakan sebagai tempat (khusus Bhikkhu) untuk:
1. Tempat tinggal (kuti)
2. Kamar mandi
3. Dapur


Wisma Dayaka
Dipergunakan sebagai tempat untuk:
1. tempat tinggal Dayaka Bhikkhu (Pengurus Graha)
2. tempat menginap bagi umat Buddha yang membutuhkan


***************************************************

Rincian Kebutuhan Dana